Rabu, 12 Januari 2011

Angkutan Masal Busway Yang Kiang Meredup Sinarnya

Ada 4 alasan utama kenapa warga DKI memang lebih memilih menggunakan busway dibandingkan kendaraan umum lainnya, yakni tarif murah, dapat menghubungkan berbagai tempat di Jakarta dengan cepat, lebih nyaman dibandingkan dengan angkutan umum lainnya, dan juga keamanan yang lebih terjamin. Tarif bus ber-AC (Air Conditioning) sebesar Rp3.500,- per perjalanan ini dianggap warga cukup terjangkau, terutama untuk tujuan jarak jauh karena penumpang yang pindah jalur maupun transit di halte busway manapun tidak perlu membayar lagi, asalkan tidak keluar dari halte. Sayangnya, selama beberapa tahun ini pengembangan dan pengelolaan busway tidak sesuai dengan harapan para penggunanya.

Kurang optimalnya pelayanan juga dirasakan cukup mengganggu bagi para penumpang busway. Oknum sopir yang terkadang suka ugal-ugalan atau yang tidak menyalakan pemberitahuan tujuan halte sehingga penjaga pintulah yang meneriakkan tujuan halte membuat penumpang busway merasa layaknya naik metromini

Salah satu kegiatan peningkatan sumber daya manusia yang bisa dilakukan adalah diadakannya pelatihan-pelatihan bagi para calon operator dan peningkatan mutu dalam tes lowongan supir busway sehingga nantinya para calon supir memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya kepada masyarakat, terutama pelatihan bagi para supir sehingga menghasilkan supir yang patuh pada peraturan lalu-lintas dan mementingkan keselamatan serta kenyamanan penumpang

Dengan masih banyaknya keluhan-keluhan dari penggunannya, tampaknya keberadaan busway saat ini belum berhasil mewujudkan visinya, yakni menjadikan busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internasional. Busway hanya satu dari sekian banyak contoh sebuah solusi yang malah dianggap sebagai masalah baru. Oleh karena itu, kita semua masih perlu banyak berbenah agar busway tidak menjadi contoh dari primadona yang begitu cepat memudar pamornya akibat kurangnya kesadaran dan kualitas sumber daya manusia warga negara Indonesia.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar