PT Krakatau Steel (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Krakatau Engineering, mengusulkan kepada pemerintah agar menggunakan basis konstruksi baja dalam pembangunan rumah susun sederhana. Selama ini pembangunan rumah susun menggunakan konstruksi beton kontraktor bangunan harus memperhatikan ini.
Kementeriaan Negara Perumahan Rakyat mempertimbangkan usulan tersebut. Namun Departemen Pekerjaan Umum juga akan melancarkan opini kedua untuk membandingkan harga.
Direktur Utama Krakatau Fazwar Bujang mengatakan, keunggulan konstruksi baja untuk tempat tinggal terutama dari segi harga, yang lebih murah. Harga itu pun relatif stabil sesuai harga minyak sekarang, dan tren yang tidak akan naik.
"Dulu puncaknya bisa mencapai US$ 1.200 per ton, sekarang hanya US$ 600 per ton," kata Fazwar usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres,
Sedangkan dalam hal teknis, konstruksi atap baja misalnya dianggap lebih aman dari konstruksi beton. Dalam fase elastis, konstruksi baja dapat menahan beban dinamis seperti angin dan gempa, hingga kembali ke bentuk semula.
Lalu, dalam fase plastis, baja dapat menahan beban dinamis ke dalam tahap miring dan menahan waktu runtuh lebih lama. "Hingga memberikan waktu untuk menyelamatkan diri sebelum runtuh," kata Fauzar.
Selain itu, pabrikasi baja juga menjamin standarisasi mutu dengan mengawasi proses pabrikasi, pemasangan, disain standar, dan konstruktor yang disertifikasi.
Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy'ari mengatakan, akan ada proyek percontohan untuk bisa mengetahui secara persis dari segi biaya dan waktu. Rencanananya proyek percontohan akan dilakukan, namun belum diputuskan lokasinya. "Bisa di Plumpang (Jakarta Utara), atau di Makassar," kata Yusuf.
Untuk membandingkan harga konstruksi baja dengan beton, Departemen Pekerjaan Umum akan melakukan second opinion. Penelitian akan dilakukan di Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman.
www.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar