Kamis, 21 Oktober 2010

Menjalankan Program UKM Dengan Menggandeng SMK



Dimulai krisis ekonomi yang mulai menimpa negeri ini tahun 1997-an, hingga kini kita masih belum bangkit padahal Asia lainnya yang juga terlnda krisis telah bangkit dan perlahan mulai membangun negerinya. Sebaliknya, sampai saat ini bhkan pemerintah kita masih kewalahan untuk menagih hutang dari para pengusaha besar yang jumlahnya mencapai pulhan miliaran hinga triliunan rupiah.

Disisi lain, usaha dengan program UKM justru terlihat lebih tegar ditengah badai krisis. Karenanya, kantor Ristek pun melirik program UKM untuk membantu di bidang teknologi dan managemen sehingga diharapkannya nanti mereka dapat mengelola lebih baik.

Telah diketahui bersama, masih bnyak pelaku dan program UKM yang menjalankan prodksinya dengan mengunakan teknologi tradisional. Keadaan ini menyebabkan produk dari program UKM sulit untuk bersaing di pasaran. Manajemen yang dijalankannya pun masih relatif sangat tradisional. Hanya sekedar untuk menutup biaya produksi. Belum lagi keterbatasan SDM yang potensial dimana hal ini sesungguhnya sangat memegang peranan penting dalam suatu usaha atau industri.

Yang menjadi perhatian, ada niatan dari MenDiknas dan MenRistek untuk melibatkan siswa SKM (Sekolah Kejuruan Menengah) untuk terlibat didalamnya.

Hal ini nampaknya sejalan dengan kebijakan “link and match” antara SMK dengan industri. Kebijakan ini lebih menekankan pada pelibatan secara langsung SMK pada industri.

Disamping itu, program SipTekMan nantinya diharapkan menjadi salah satu media dalam transfer teknlogi dari level tinggi ke level menengah melalui ” bridging training”. Dengan demikian, keterbatasan SDM yang potensial dapat teratasi dan dapat menumbuhkan kembali minat investasi pada sektor riil.

Pelibatan SMK dalam program SipTekMan ini adalah sebagai mitra yang akan magang pada komponen teknisi. Dalam komponen ini proses transfer teknologi “memakan porsi” pelatihan yang sangat besar. Sehingga proses transfer teknologi yang diharapkan melalui melalui ‘beridging training” dari level yang lebih tinggi (lembaga penelitian/perguruan tinggi) pada level SMK atau menengah dapat terjadi. Hal lainnya, akan menumbuhkan ketajaman kemampuan adaptif siswa SMK sesuai dengan spesifikasinya pada bidang keahliannya sehingga nantinya akan menciptakan skap profesional bagi lulusan SMK itu sendiri.

Sumber: www.kamusilmiah.com
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar