Rabu, 09 September 2009

Tips Usaha Toko baju

Andaikan anda berencana membuka Toko Baju disalah satu Plaza dikota anda, pangsa pasarnya adalah remaja, dengan perencanaan modal sebagai berikut:

* Sewa tempat 25 juta/tahun01
* Estalase Rp 5 juta
* Modal stock pakaian Rp 7 juta
* Lain-lain Rp 1 juta
* Biaya listrik 150 ribu/bln
* Biaya perawatan gedung 325 ribu/bln
* Gaji karyawan 700 ribu/bln
* Total investasi sekitar Rp 39 juta.

Kira-kira bisnis pakaian dengan perhitungan diatas layak atau tidak ?berapa jangka waktu agar modal bisa kembali

Rincian Biaya Operasional :

* Listrik Rp 150.000 (bln), Rp 1.800.000 (thn)
* Gaji Karyawan Rp 700.000 (bln), Rp 8.400.000 (thn)
* Perawatan Gedung Rp 325.000 (bln), Rp 3.900.000 (thn)
* Total Rp 1.175.000 (bln), Rp 14.100.000 (thn).

Pangsa pasar untuk usaha penjualan pakaian terbuka luas mengingat ini adalah salah satu dari kebutuhan pokok manusia. Namun kita juga harus memahami bahwa pesaing dalam jenis usaha ini juga tidak sedikit. Oleh karena itu kita harus memiliki strategi bisnis yang handal untuk menjalankan usaha ini. Strategi yang dimaksud bisa berupa penentuan harga dibanding pesaing, jenis produk, aneka produk, segmentasi pasar, sistim pemasaran dan lain-lain.

Mengkaji informasi yang Ada, tampaknya Ceruk Pasar yang dipilih adalah Remaja. Tentunya ini menjadi dasar bagi untuk menentukan apa produk yang sesuai, model yang sedang tren, harga yang terjangkau, bagaimana melakukan promosinya, dan sebagainya misalnya Baju Batik Pangsa pasar yang berbeda dan strategi beda juga. Itu semua adalah sebagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah usaha bisa dinilai layak untuk dijalankan atau tidak. Layaknya usaha kecantikan yang menyediakan Paket Kosmetik sebagai daya tarik & promosi usaha.

Walaupun hal tersebut di atas sudah dipikirkan dengan matang dan terencana, kita tetap harus mempertimbangkan faktor resiko jika bisnis tidak berjalan sesuai rencana. Untuk itu salah satu cara adalah dengan menghitung dampak finansial yang mungkin timbul akibat kegagalan tersebut.

Dari jumlah modal yang dianggarkan maka sebenarnya hanya biaya lain-lain yang akan menjadi uang hangus. Sedangkan jenis biaya lainnya seperti sewa tempat, belanja pakaian dan etalase bisa dialihkan ke pihak lain dengan harga miring sehingga tidak hilang atau hangus sama sekali.

Misalnya jenis biaya tersebut ‘dilepas’ dengan nilai 70% maka kita tetap punya Uang sejumlah Rp 25 juta. Tentunya metode penghitungan ini harus menyertakan faktor jangka waktu kapan saat harus melikuidasi. Sedangkan untuk biaya operasional maka nilai per bulan tidaklah terlalu besar sehingga ini bisa dijadikan batas minimum untuk menghitung berapa minimum penjualan yang harus tercapai.

Menganalisa dampak risiko dan potensi pasar dari usaha ini secara sederhana maka tampaknya usaha ini cukup layak untuk dipertimbangkan menjadi salah satu bentuk investasi real. Penghitungan break event point akan sangat tergantung kepada proyeksi penjualan yang bisa diperoleh setiap bulan.

Survei pasar dan pengalaman akan menjadi bagian penting dalam penyusunan Proyeksi Keuangan. Untuk itu lakukan pengamatan yang komprehensif atas kondisi pesaing dan segmen pasar , serta dapatkanlah pengalaman baik melakukannya secara langsung atau membelinya atau mempekerjakannya. Selamat berbisnis dan Sukses Selalu.

detikfinance.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

1 komentar: