Rabu, 11 November 2009

Uang Kuno, Barang Langka Bernilai Investasi Tinggi

Uang Kuno sebagai Investasi

Suka mengoleksi barang-Barang Langka? Mungkin tidak ada salahnya mencoba menjadi kolektor uang kuno. Seperti yang dilakukan oleh Ibnu Soekarno, kolektor uang atau barang langka. Pria kelahiran Surabaya ini mulai mengoleksi uang langka sejak 1990. Berangkat dari hobi itulah ia membuka toko yang menjual uang-uang kuno di Dukuh Kupang 57A.

”Awalnya suka lalu berkembang menjadi hobi,” ungkap Wisnu, sapaan akrabnya. Selain mempunyai toko, ia juga mempunyai display di PTC. Di sana menjual uang-uang kuno dan mainan anak barang langka. Ayah dua anak ini menuturkan bahwa uang langka yang dikoleksi ada uang kertas dan koin. Ada yang dari dalam maupun luar negeri.

Koleksi Wisnu berkembang terus dan beragam jenisnya. Setelah uang, penggemar jogging ini mulai mengoleksi barang langka lainnya seperti foto-foto lama, kamera kuno, botol parfum, gelas kristal, aneka porselin, telepon kuno, dan buku-buku lama.

Semua koleksi barang langka ini perlu perawatan khusus. Misal, uang kertas. Pertama dimasukkan dalam press plastik, kemudian salah satu bagian dibuka agar angin bisa masuk. ”Tempat menyimpannya harus kering agar terhindar dari jamur dan binatang pengganggu,” jelas pria berusia 39 tahun ini. Beda lagi untuk uang koin. Koin diletakkan pada album khusus dan disimpan di ruangan ber-AC. ”Saya bangga karena punya kelebihan dibanding teman yang lain,” ungkapnya.

Salah satu kendala dalam bisnis barang langka adalah mulai muncul banyak pesaing sehingga barang susah dicari. ”Saya tak putus asa, saya sampai rela untuk menjelajahi Pulau Jawa,” tutur pria paruh baya ini. Pengalaman buruk sempat menghampiri Wisnu. ”Kejadiaanya waktu ke Jakarta naik kereta Argo Anggrek. Saya sedang terlelap saat tas koper berisi uang koin itu digondol orang,” kenang Wisnu.

Uang langka bisa menjadi sarana edukasi dan lahan bisnis. ”Dari uang kita bisa belajar sejarah Indonesia. Untuk bisnis barang langka, makin lama uang tersebut maka nilai jualnya tinggi pula,” tandas anggota Perkumpulan Edukasi dan Kolektor Uang Indonesia (Perekuin) yang bermarkas di Untung Suropati.

Uang langka yang paling susah dicari adalah uang gulden peninggalan zaman penjajahan Belanda. Harganya sangat mahal. “Jika ingin berminat jadi kolektor batasi areanya. Uang koin saja atau kertas saja, lalu koleksi dalam negeri. Akan tetapi, bila anggaran cukup, tidak masalah mengejar koleksi barang langka sampai lengkap,”saran Wisnu. Akhir kata, Wisnu berharap koleksinya semakin bertambah mengingat uang langka sangat menguntungkan sebagai investasi.

warta.ubaya.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar