Banayak dari serdadu Amerika Serikat yang bertugas di Irak dan Afganistan mengalami trauma perang. sehingga masalah ini menjadi perhatian Militer Amerika yang kini sedang bereksperimen dalam pengobatannya. Mereka mencoba menggunakan terapi aroma, akupunktur dan metode ortodoks lainnya untuk mengobati trauma tentara dari pengalaman tempur.
Menteri Pertahanan mengatakan, penelitian menunjukkan perawatan untuk gangguan stress pascatrauma (PTSD) dibutuhkan. Selama pertemuan dengan para istri prajurit di Fort Riley , Kansas , Gates bertemu dengan seorang wanita yang memintanya untuk menjelaskan mengapa terapi aroma chiropractic dan akupunktur tidak tercakup dalam rencana perawatan kesehatan militernya.
"Kami memiliki unit percobaan ... memperlakukan tentara dengan terapi aroma untuk PTS (stres pasca-trauma) dan menggunakan sejumlah pendekatan ortodoks, termasuk terapi aroma, akupunktur, hal-hal seperti itu, yang benar-benar mendapatkan beberapa hasil yang serius, jadi mungkin kita bisa memasukkan terapi aroma lainnya," kata Gates.
Pentagon telah melihat adanya peningkatan yang tajam dari jumlah tentara yang menderita gangguan stress pascatrauma selama dan setelah penyerbuan panjang ke Irak dan Afganistan.
Gangguan mental ini membuat penderita mengalami kilas balik, kegelisahan dan rasa emosionalnya mati. Risiko ini tergantung pada jenis peristiwa traumatis yang mengenai seseorang.
Sebuah laporan di New England Journal of Medicine pada Januari, menemukan bahwa tentara tempur Amerika di Irak yang menerima suntikan morfin sebagai penawar rasa sakit dalam waktu satu jam rasa sakitnya berkurang namun kemungkinan mengembangkan gangguan stres pascatrauma.
www.tempointeraktif.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar