Selasa, 12 Oktober 2010

Pembinaan Tenis Meja Di Indonesia Sangat Buruk Sekali

Jumlah klub tenis meja di Kota Solo dinilai sangat minim, terutama klub yang fokus pada pembinaan atlet usia dini. Dari sembilan Perkumpulan Tenis Meja (PTM) yang ada di Kota Bengawan, tercatat tidak sampai separuhnya yang menyasar pada pembinaan sektor yunior. "Paling banyak hanya dua klub yang ada pembinaan atlet usia dininya. Seperti PTM PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta) dan PTM Mitra Medika," kata Sekretaris Pengurus Kota (Pengkot) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Surakarta Darto di Sekretariat KONI, Jumat (13/8).

Selain keduanya, sebut Darto, masih ada tujuh klub tenis meja lainnya. Seperti Aji Soko (Sondakan, Laweyan), RRI (Banjarsari), Sapto Manunggal, Satriya (Kleco, Laweyan), Karisma (Karangasem, Laweyan)m dan Fuqing. "Sayangnya ketujuh klub tersebut hanya diisi penggemar tenis meja, itu pun yang sudah berusia dewasa dan juga bukan atlet," jelas pria yang di PTM Mitra Medika menjabat sebagai Ketua ini.

Diakui Darto, karena sedikitnya jumlah klub yang membina atlet usia dini, maka tidak mengherankan kalau Solo sangat sedikit memunculkan pemain-pemain yunior serta jarang pula mengirimkan atlet muda di kejuaraan-kejuaran tenis meja. "Kalau pun mengirimkan wakil, ya atletnya hanya berasal dari PMS dan Mitra Medika saja. Itu pun tidak banyak," jelasnya.

Meski jumlah klub tenis meja yang fokus menggarap pembinaan usia muda sangat minim, lanjut Darto, PTMSI Surakarta sangat terbantu dengan adanya klub Dwi Bengawan yang lokasinya di Cemani, Sukoharjo. Pasalnya, tidak sedikit pemain pemain usia dini Kota Solo yang berlatih di klub tenis meja tersebut. "Secara geografis memang letaknya di perbatasan Solo-Sukoharjo. Tapi di klub ini ternyata juga membuka kelas pembinaan usia dini. Jadi kami sedikit terbantu juga," paparnya.

Sumber - suaramerdeka.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar