Senin, 11 Oktober 2010

Pemerintah Yakin Banjir Wasior Bukan karena Hutan Gundul!


banjir wasior
Pemerintah tetap bersikukuh bahwa bencana banjir yang terjadi di Distrik Wasior, Papua Barat, merupakan bencana yang diakibatkan cuaca ekstrim, yakni curah hujan yang tinggi.

"Bencana Wasior ini memang kita lihat kita simpulkan sementara ini adalah perubahan iklim yang eksterem, perubahan dari waktu ke waktu dari sisi global, ada perubahan yang ekstrem yang juga mempengaruhi curah hujan, intensitas hujan, ditambah lagi kontur alam yang ada di sana," kata Juru Bicara Presiden bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Felix Wanggai, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/10/2010).

Lebih lanjut menurut Felix, akibat curah hujan yang cukup tinggi tersebut, maka mengakibatkan banjir di Wasior. Dirinya juga menjelaskan, hasil peninjauan di lapangan menunjukkan memang daerah Wasior merupakan daerah yang bisa dibilang agak rawan, karena posisinya berada tepat di kaki gunung.

"Saya pikir ini suatu hal yang utama yang menjadi Bapak Presiden, selain itu laporan-laporan yang disampaikan Pemerintah Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Teluk Pondana, dan juga hasil kunjungan kami di lapangan, menunjukkan apa yang terjadi," ungkapnya.

Felix juga menjelaskan, bahwa misi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang ke lokasi kejadian tersebut adalah untuk mengetahui secara pasti pangkal permasalahan yang mengakibatkan banjir yang menelan korban lebih dari ratusan jiwa tersebut.

"Sehingga intervensi yang akan dilakukan atau kesimpulan besar yang akan diambil Presiden adalah kesimpulan komprehensif sehingga tidak hanya melihat perubahan iklim tapi penataan ruang di Teluk Pondana dan Wasior," pungkasnya.

Institut Hijau Indonesia (IHI) memprediksi bencana ekologis di tanah Papua Barat akan terjadi silih berganti, apabila perusahaan pemilik izin pengolahan hutan terus mengeksploitasi hutan.

Ketua IHI Chalid Muhammad mengatakan, bencana Wasior masuk dalam kategori bencana ekologis.

"Faktor penyebab deforestasi ada kegiatan pertambangan mineral, batu bara, minyak dan gas yang berlangsung beberapa tahun terakhir. Ini membuat pergerakan tanah di Papua semakin cepat," katanya kala itu.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Wasior merupakan Ibu Kota Teluk Wondama yang dibangun di dataran rendah. Sebagian wilayahnya rawa dan kebun sagu yang telah dialihfungsikan.

IHI mencatat, pemerintah pusat memberikan izin pengolahan lahan bagi 20 asosiasi perusahaan HPH sebesar 3.568.080 hektare di Papua Barat.

Sebanyak 16 perusahaan tambang mineral dan batu bara mengantongi izin untuk eksplorasi dan eksploitasi seluas 2.701.283 hektare, sedangkan 13 pertambangan migas mendapat izin konsesi 7.164.417 hektare.

sumber:okezone.com

Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis 88DB.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar