Rabu, 27 Januari 2010

Web Hosting, Usaha yang Meroket seperti Real Estat


Seorang praktisi pembuatan website yang termasuk masih pemula berkirim pesan online, intinya menggunjingkan harga jual website yang gila-gilaan. Harganya tidak sekadar jutaan, tetapi miliaran. Bahkan ada yang mencapai tiga triliunan rupiah. "Akhirnya saya ikutan jualan website, laku Rp 1,5 juta, lumayan buat pemula," katanya.

Era sekarang sudah berbeda dengan lima tahun lalu. Jika dulu bisnis utama para spekulan adalah bagaimana mencari nama domain dot com yang bagus (premium name), hal seperti itu sudah lewat dan web hosting nya.

Memang sampai sekarang masih ada yang nekat "membabi buta" pasang harga nama domain melangit, seperti www.kompas.mobi dan www.klikbca.mobi yang dipasang harga oleh broker 800.000 dollar AS. Tetapi, hanya sekadar memarkir domain itu tanpa ada isinya tak akan membuat orang tertarik.

Kini arah bisnis sudah berubah. Angka traffic atau lalu lintas pengunjung web jauh lebih menarik dari sekadar nama domain. Walau demikian, tetap nama domain harus dijaga dan web hosting pun harus bagus.

Setidaknya, untuk sebuah perusahaan akan terlihat menggelikan jika nama perusahaannya sudah dibajak orang. Contoh lama kasus ini melanda www.gudanggaram.com dan www.satelindo.com (untung sudah berubah nama jadi Indosat) yang berada di tangan orang lain.

Bisnis portal

Traffic atau lalu lintas pengunjung di sebuah website sekarang lebih dilirik pembeli website. Jika ingin membeli sebuah website, pertama kali yang dicek adalah seperti apa statistik lalu lintas datanya.

Kategori "portal news" adalah website yang mudah dibuat karena tersedia berbagai software pembuat website interaktif yang bisa didapatkan gratis. Karena itu, para pemain bisnis website ini rata-rata membangun portal (gerbang informasi). Bisa portal selebriti Indonesia, selebriti internasional, portal olahraga, portal berita umum, portal teknologi informasi, apa pun bisa "dijual".

Semakin menarik isi portal tersebut, semakin banyak yang mengunjungi, dan semakin banyak yang membuat link atau tautan untuk website itu, maka semakin tinggi traffic-nya dan semakin mahal harganya (web hosting).

"Portal entertainment itu paling banyak dikunjungi dan mudah update-nya, beda dengan berita-berita umum atau berita politik," kata tenaga staf tadi. Pemain kecil tak akan turun di segmen portal berita umum karena sudah kalah jauh dengan media massa.

Hebatnya, bisnis seperti itu dilakoni secara individual, dari rumah saja, bukan dari perusahaan resmi yang berkibar namanya. "Bos saya itu sudah lama jualan website, kadang beli website yang belum jadi, terus dikembangkan isinya, kalau sudah bagus baru dijual," katanya.

Kini, pemain-pemain baru di Indonesia terus tumbuh. Pemain baru akan membuka harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah saja. Cek di mesin pencari di google.com, rata-rata website berbahasa Indonesia dijual murah dengan harga Rp 1,5 juta. Harga itu tidak terlalu jelek karena modal mereka untuk nama domain dot com plus web hosting-nya per tahun bisa cuma Rp 200.000.

tekno.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar