Kamis, 20 Januari 2011

Ruang Tamu Antara Estetika Dan Kebutuhan

Benarkah rumah mencerminkan karakter pemiliknya? Coba saja masuki ruang tamunya. Bila penghuninya punya pribadi hangat, pasti menyediakan ruang tamu yang terkesan menyambut. Terbaca dari pilihan sofanya yang nyaman diduduki sehingga memancing betah bertamu. Lain kalau pemilik rumah enggan diganggu tamu. Tempat duduknya biasanya lebih formal dengan kursi berlengan yang tampak kaku sehingga tamu tidak ingin berlama-lama.

Kecenderungan saat ini sebagian orang malas diganggu tamu karena waktu di rumah makin sedikit. Jika tetap ada ruang tamu, fungsinya nyaris terbuang percuma. Karena itu disarankan untuk menelaah dulu fungsinya bagi penghuni. Ingin tetap mengakomodasi ruang tamu atau menghilangkannya?Untuk rumah mungil sebaiknya ruang tamu dijadikan fungsi lain yang memang diperlukan. Misalnya, menyatu dengan ruang keluarga sehingga didapat luasan lebih lapang. Tamu yang tidak diinginkan masuk ke area dalam rumah, bisa dibuatkan foyer atau di teras.


SKALA RUANG

Selain penekanan pada fungsi, skala ruang perlu diperhatikan di sinilah fungsi dari seorang arsitek rumah di perlukan. Bila luas ruang tamu kecil, sesuaikan ukuran mebelnya. Jangan memaksakan memakai sofa standar orang Eropa karena akan menyita ruang. Batasi jumlah tamu yang akan ditampung sebanyak tiga orang. Untuk itu cukup sediakan konfigurasi satu single chair dan satu sofa dua dudukan.

Kemudian terapkan pola ruang yang mengalir antara ruang tamu dan ruang lain. Cukup letakkan pemisah ruang yang bersifat imajiner seperti pot tanaman dan meja pendek atau karpet, bukan dinding masif.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar