Rabu, 28 Oktober 2009

Konsep Interior Minimalis Masih Digemari



Di zaman yang serba praktis, dinamis, dan cepat ini rumah bukan sekadar tempat tumpukan perabot hias dan ornamen berkelas. Sesuai dengan fungsinya, rumah yang ideal harus memberikan kenyamanan, keamanan, sekaligus higienitas. Esensi inilah yang melahirkan tren minimalis.

Building Interior atau Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis sejatinya menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral, misalnya putih dan krem, terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen penyertanya.

Layaknya tren, arsitektur jenis ini tidaklah statis. Fleksibilitas dan sifat kompromistis terhadap aspek geografis, iklim, dan selera menyebabkan pola building interior dan arsitektur minimalis yang kini banyak dipakai di Indonesia ini tidak lagi murni. Minimalis modern, minimalis tropis, dan minimalis kontemporer menjadi ragam variasi. Penggunaan material batu alam berwarna gelap netral, logam, dan pilar asal terbatas pun tidak lagi diharamkan.

Uniknya, wabah arsitektur minimalis ini tidak hanya menjalar ke bisnis properti, tetapi juga bisnis jasa dan persewaan kamar (kos). Namun, kuncinya tetap satu, merebut pasar. Tengok saja di sebuah bilangan di Cikutra barat, Kota Bandung. Di sini terdapat bangunan kos dan salon Abelle yang building interiornya berarsitektur minimalis kontemporer.

Riska Jamilia, salah seorang penghuninya, mengatakan, keunikan arsitektur dan building interior itulah yang menjadi daya tarik kos tersebut dan membedakannya dengan kos lainnya. Di tempat itu ia bisa merasakan ciri khas building interior dan arsitektur yang tengah naik daun, sesuatu yang belum bisa diperolehnya di rumah. Tanpa perlu membeli, ia bisa menjadi bagian dari simbol identitas gaya hidup kaum urban itu.

Yang menarik, gaya rumah minimalis ternyata identik dengan personifikasi pemiliknya. Ada tiga makna filosofis desain minimalis yang bisa dikaitkan dengan karakter manusia, yaitu berorientasi kualitas, mementingkan esensi, dan menyukai kebersihan.

Teguh Satrio mengungkapkan, karakter personifikasi semacam ini umumnya ditemui pada pria yang tengah mengejar karier atau belum berada di puncak karier. Golongan inilah yang umumnya memiliki rumah-rumah atau building interior bergaya minimalis. Ia menambahkan, ke depan aspek fungsional akan lebih mendominasi tren arsitektur modern daripada seni desain semata.

kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar