Rabu, 06 Januari 2010

Demam Latin Dance Ajang Gaul Berkelas

Minoche Triste, sebuah lagu sendu-pilu mengalun lirih dari bibir Charles Gardel . Ketukan ketiga, tangan seorang penari menggamit erat tubuh wanita molek, di hadapannya. Seketika bolero tersibak, dengan tubuh saling berpaut, keduanya meliuk, menyayat, menghentak, empaskan emosi yang membuncah ke udara. Panggung yang bisupun pecah oleh ribuan decak kagum. Esok paginay, demam tarian latinpun mulai melanda dunia
Siapa sangka, ratusan tahun silam, Petikan synopsis cantik di atas, justru dilakonkan oleh para budak (pekerja, red) , di sebuh hazienda . Tarian dengan gaun ala budak, ini hanya bisa ditarikan dibalik jeruji tempat-tempat mereka dikurung. Setidaknya, asa demi asa terajut indah, suatu saat, kebebasan mereka bukan lagi sebuah impian.

Pertengahan tahun 1980, tarian ini muncul sebagai tango di rio de plata, Buenos Aires dan Montevideo, dua ibukota Negara Latin Amerika. Kaum imigran mengusungnya sebagai tarian rakyat, yang akhirnya sempat terbuang ke Eropa, karena tak direstui kaum pejabat. Mencengangkan, seratus tahun kemudian, tango mampu menggoyang Perancis, dan seluruh Amerika tengah dan latin, dan membuatnya demam.


Dari irama ritme cepat, sentuhan bandonion (harmonica segi enam-red) sempat mengubah gerak tari cepat ini menjadi gerakan bertempo lambat namun menghentak. Sehingga jadilah, alunan ini ditarikan murung penuh konsentrasi.


Sepintas jika diamati, step dasarnya adalah ketrampilan kaki dan putaran tubuh dalm ketukan-ketukan pelan menghentak. Ketrampilan menumpu berat badan penari wanita, juga menjadi dasar yang amat menunjang. Jika ditarikan dengan pola langkah irama yang yang sesuai, maka yang terlihat adalah, seni liukan tubuh yang romantis, berani, sensual. Inilah daya tarik tango latin, yang mampu mempesona jutaan mata. Dan terus berkembang dengan hadirnya tempat belajar
latin center misalnya.


Seiring, berkembangnya ragam pergaulan, penguasaan tarian latin pun berkembang menjadi gaya hidup unik tersendiri. Sebagai ajang pembuka, dan penutup acara pesta, “menari” adalah bentuk pergaulan dengan prestise tersendiri. Makin meliuk indah, makin terpesonalah penghuni pesta. Dengan sendirinya, eksistensi diri muncul mencuat indah, dan berkelas.


Di kota-kota besar, demam tarian latin inipun telah mewabah. Sebuah acara televisi bertajuk “dansa yok dansa” bahkan menjadikannya sebagai ajang gaul ala pria dan wanita berkelas. Berbusana formal, dengan aksesoris lengkap, plus tata karma saling menyapa ala bangswan-bangsawan tempo dulu, membuat ajang-ajang ini amat diminati. Jadilah, orang berlomba-lomba berlatih, demi ajang gaul penuh prestise tadi.


Seiring perkembangannya, tarian ala latin lain pun merebak pesat. Makanya jangan heran banyak muncul tempat belajar semacam tari
latin center di penjuru dunia. Tak hanya Tango, Salsa, Rumba, dan Samba ala Brazil pun berhasil merebut mata pecinta tari. Sama-sama seksi, sama-sama sensual, keseluruhan nya pun saling bersaing diatas pentas dunia. Hebatnya lagi, semua jenis tarian latin ini dikonteskan di tingkat dunia. Hasilnya? Hmmm..jangan ditanya!


www.bluefame.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar