Rabu, 26 Agustus 2009

Furniture Rotan sebagai Elemen Interior

Sampai saat ini, tak ada yang mampu menggoyahkan kualitas kayu jati sebagai furniture yang kokoh, dan berkelas. Ada rupa ada harga. Hal itulah yang terjadi pada mebel furniture berbahan dasar kayu jati. Namun, harganya yang mahal sering kali membuat kita harus berpikir ulang untuk menjadikannya sebagai elemen interior di rumah.

Untungnya, kini ada banyak jenis kayu lain yang bisa dijadikan alternatif. Masih ada kamper, jati Belanda (kayu bekas peti kemas), atau bahkan MDF (medium density fiberboard), plywood dan particle board.


Bagi Anda yang tinggal di daerah banjir, keinginan menjadikan jenis kayu macam MDF, plywood atau particle board sebagai ornamen
mebel di rumah sebaiknya dilupakan saja karena jenis seperti itu tidak tahan akan hantaman air banjir. Lazimnya jenis kayu ini bila terkena hantaman banjir akan mengembang dan kemudian rusak tak berbentuk.


Namun jangan kecewa karena Anda masih bisa memanfaatkan rotan sebagai elemen
mebel furniture yang cantik dan menarik. Desainnya pun tak kalah bersaing dengan desain mebel furniture dari kayu jati. Bahkan ada beberapa hotel dan restoran ternama yang menggunakan rotan sebagai elemen interior.


Sekitar 20-30 tahun yang lalu, produksi rotan terlihat dominan pada pembuatan kursi malas. Alasannya lebih karena rotan cenderung lentur, sehingga
desain mebel rotan terasa sangat cocok digunakan sebagai kursi malas.


Namun seiring dengan perkembangan zaman, produksi
mebel rotan mulai berkembang ke jenis-jernis yang lainnya, antara lain kursi tamu, kursi dan meja makan, kursi teras, bahkan kini sudah banyak partisi cantik yang terbuat dari rotan dengan warna-warna yang cantik. Tidak sedikit pula yang mengkombinasikan mebel design rotan dengan enceng gondok, sehingga tampilan mebel design furniture rotan tidak monoton.


Supaya lebih empuk dan nyaman, banyak juga yang menambahkan bantalan pada kursi tamu atau kursi makan dari busa yang terbungkus bahan blacu berwarna broken white atau kain sutera ATBM yang berwarna-warni. Hasilnya tentu lebih unik dan etnik.


www.kompas.com


Dukung Kampanye
Stop Dreaming Start Action Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar