Banyak masyarakat
pranikah itu berbagai penyakit keturunan bisa dieliminir, salah satunya adalah thalassaemia.
Seperti dituturkan oleh Staff Ahli Departemen Kesehatan RI Rahmi Untoro dalam 'Sosialisasi Pencegahan Thalassaemia' yang digelar oleh Yayasan Thalassaemia Indonesia Cabang Bandung dan Ikatan Dokter Anak Indonesia di Bale Rumawat Unpad, Jalan Dipatiukur, Selasa (27/10/2009). Thalassaemia adalah penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari), yang disebabkan oleh defesiensi produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai, yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif. "
Rahmi menambahkan, tingginya angka tersebut lebih dikarenakan minimnya kesadaran calon pasangan untuk melakukan pemeriksaan darah sebelum menikah.
"Rata-rata masyarakat masih enggan periksa. Bahkan sebagian malah tidak tahu. Makanya kami senang sosialisasi seperti ini bisa dilakukan di kampus. Karena adanya kecenderungan untuk segera menikah setelah lulus kuliah," imbuh Rahmi.
Thalassaemia trait atau pembawa sifat thalassaemia akan langsung terdeteksi dengan tes darah. "Setidaknya kalau sudah tes semisal salah satu pasangan membawa thalassaemia trait atau bahkan keduanya, mereka sudah siap. Mengingat jika anak menderita thalassaemia belum ada solusi lain selain transfusi, yang biayanya cukup besar. Karena jika tidak dilakukan transfusi rutin bukan tidak mungkin meninggal di usia 20 tahun," jelas Rahmi panjang lebar.
http://bandung.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar