Selasa, 15 Desember 2009

Denting Untung Dari Musik Tradisional





apa jenis musik favorit anda? apakah ada yang menggemari jenis musik daerah yang mengalun lewat
alat musik tradisional? belakangan alat musik tradisional cenderung terpinggirkan karena bombardir musik modern menguasai pasar. jangankan alat musik tradisional yang sesungguhnya, bahkan miniatur alat musik tradisional juga kesulitan menembus pasar.
waditra craft, usaha yang dirintis oleh tine mulyatini, dadang surahman, dan arie irawan membuat miniatur alat musik tradisional sunda. nama waditra sendiri dalam istilah bahasa sunda yang berarti sebutan untuk alat-alat musik traditional sunda. di awal kiprahnya, waditra yang lahir sejak pertengahan tahun 2003 ini sempat kesulitan memasarkan produknya.
terlebih adanya perdagangan bebas tahun 2006 dimana produk luar negeri, seperti cina bebas masuk ke indonesia dengan harga sangat rendah. akibatnya, produk dalam negeri mengalami kendala dalam memasarkan produknya karena kalah harga. tidak habis akal, tiga serangkai waditra memutar otak untuk menciptakan desain-desain baru jenis alat musik tradisional etnik jawa barat. manager marketing & promotion waditra dodi eka pratama mengatakan waditra menambah inovasi tampilan tanpa merubah keaslian dan patokan dari alat musik itu sendiri. tujuannya untuk menarik generasi muda dan bertahan di arus pengaruh budaya luar.juga merubah taktik marketingnya.
miniatur alat musik tradisional yang awalnya dijual satuan menjadi seperangkat miniatur gamelan dengan detail menyerupai aslinya. selain itu juga dilengkapi dengan buku deskripsi yang berisi tentang istilah dan sejarah. "dengan ini pembeli bisa lebih mudah mengenal dan memahami alat-alat traditional," kata dodi.
hasilnya, waditra menjadi delegasi kesenian jawa barat di den haag belanda, tahun 2006 dan semakin banyak pesanan mengalir.mempopulerkan produknya ke pasar, waditra getol mengikuti pameran dan pagelaran. selain itu juga memberikan workshop dan kursus gratis membuat handicraft untuk umum. kursus ini digelar tiap hari rabu pukul 16.00 wib sore di store waditra, jl. sekeloa selatan, bandung.
kini, waditra memiliki pasar sendiri baik domestik maupun mancanegara. mulai dari wisatawan, kolektor, perhotelan, lembaga atau instansi pemerintah, swasta dan bumn, serta lembaga-lembaga pendidikan, seperti universitas padjajaran bandung. per bulannya waditra memperoleh omzet tak kurang dari rp 50 juta. "lumayan untuk gaji kita-kita dan operasional berikutnya," ujar dodi. menurut dodi, waditra memiliki 10 orang karyawan




http://www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar