Letaknya tak jauh dari Pantai Manggar, yang merupakan salah satu obyek wisata favorit di
Penangkaran Buaya Teritip merupakan penangkaran buaya yang memiliki jumlah buaya paling banyak di Kalimantan Timur. Saat ini terdapat lebih dari 1.450 ekor buaya yang ditangkar, terdiri dari buaya muara (Crocodylus porosus) yang paling dominan dan dua jenis buaya langka, yaitu buaya air tawar (Crocodylus siamensis) dan buaya supit (Tomistoma segellly). Ribuan buaya ini ditangkar dalam puluhan kandang di areal seluas 5 hektar.
Kandang buaya dibagi atas 4 kategori, yaitu kategori anakan, penggemukan, remaja dan induk. Penangkaran ini dikelola oleh pihak swasta yaitu CV. Surya Raya sejak tahun 1993. Setiap pengunjung dikenakan biaya Rp.10.000 per orang, dan bisa dikunjungi setiap hari, Senin-Minggu pukul 08.00-17.00 WITA
Melihat buaya melahap makanannya
Selama ini buaya dikenal sebagai hewan yang liar, buas, dan berbahaya. Di Penangkaran Buaya Teritip, pengunjung bisa melihat secara dekat gerak-gerik hewan amfibi tersebut. Pengunjung dapat langsung memberikan makan berupa ikan dan ayam hidup kepada buaya yang ditangkar. Saat buaya-buaya berebut makanan, menjadi hal yang menarik perhatian pengunjung. Kalau jadwal pemberian makan buaya hanya dua kali dalam seminggu. Tapi, pengunjung bisa membeli satu ekor ayam seharga Rp 10.000 dan langsung memberikan makan kepada buaya-buaya yang ditangkar.
Selain melihat proses pemberian makan buaya, pengunjung juga bisa menikmati wisata satwa lainnya, yaitu menunggang dua gajah Lampung yang ada di kompleks penangkaran buaya. Sebagai suvenir, bisa diperoleh berbagai cinderamata berbentuk buaya.
Bisa makan sate buaya juga lo...
Bagi yang hobi berwisata kuliner, di Penangkaran Buaya Teritip juga bisa mencicipi sate buaya yang dijual dengan harga Rp 3.000 per tusuk. Sate buaya dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan. Alat kelamin buaya (tangkur) juga dijual dengan harga Rp 400.000-Rp 700.000. Tapi, penjualan sate buaya, tangkur, minyak buaya, dan lain-lain hanya tersedia di akhir pekan atau hari libur.
Tahun ini pengelola akan mengembangkan fasilitas di kompleks penangkaran tersebut, di antaranya menyelesaikan pembangunan Rumah Lamin, rumah adat Kalimantan Timur. Rumah Lamin ini akan dimanfaatkan sebagai tempat pertunjukan budaya sehingga para pengunjung bisa mendapatkan hiburan selain melihat buaya.
Hanya satu hal yang perlu diingat jika berkunjung ke obyek wisata ini: Jangan abaikan papan-papan peringatan yang dipasang di penangkaran! Salah-salah, bukan ayam yang dilahap sang buaya. Jadi dengan banyaknya sewa mobil Balikpapan akan memudahkan Anda sampai ke tempat ini.
kumpulan.info
boleh juga tuh wisata buaya tapi agak menyeramkan tapi selain itu menyenangkan juga enak kali yah tidur bareng buaya
BalasHapus