Profesi badut sebenarnya cukup tua. Konon, sejak zaman yunani kuno dan romawi kuno, sudah ada manusia penghibur yang memoles wajahnya dengan bedak tebal dan berpakaian aneh, serta fasih memperagakan mimik-mimik lucu. Mereka tak hanya membuat tertawa orang-orang kaya yang stres lewat pertunjukan badut pesta dan badut ulang tahun. Tapi juga menghibur dan mencari nafkah di jalan-jalan atau yang dikenal dengan istilah ngamen. Dengan kemampuan berpantomim dengan gerakan-gerakan slapstik yang konyol, boleh jadi merekalah salah satu penjaja hiburan jalanan tertua di dunia. Belakangan, istilah badut maskot sendiri melebar ke mana-mana. Hampir semua pelawak dan pemancing tawa, kini juga kerap dijuluki sebagai badut pesta dan badut ulang tahun. Bahkan orang serius yang sedang bertingkah laku konyol sering dikatakan badut. Sebagai istilah, badut mengalami perluasan makna. Menurut sejarahnya, badut mengacu pada seseorang dengan dandanan lucu (terkadang meniru karakter komik), make-up tebal dan kostum berwarna unik, mempunyai kemampuan memperagakan mimik lucu dan gerakan-gerakan konyol, tanpa sedikit pun melepas kata-kata. Inilah yang membedakannya dengan pelawak konvensional. Dukung kampanye stop dreaming start action
Tidak ada komentar:
Posting Komentar