Selasa, 08 Desember 2009

Mari Kita Buka Usaha Toko



Bagi sejumlah orang, keinginan untuk memulai bisnis dan usaha toko jaket motor menjadi impian dan keinginan menggebu-gebu. Namun, tak sedikit pula yang ragu memulainya karena banyak ketakutan-ketakutan yang berkecamuk.
Penulis buku Rahasia Sukses Toko Tionghoa Istijanto Oei mengajak belajar dari orang Tionghoa yang terkenal lihai dalam memulai dan mengelola bisnis. Berikut adalah tipsnya:
1. Mulailah dengan jenis usaha berdasarkan keahlian atau hobi keluarga Anda cth jual jaket motor. Dengan demikian Anda cukup menguasainya dan bersemangat untuk mengembangkannya.
2. Carilah lokasi usaha yang paling potensial. Anda bisa sesuaikan dengan segmentasi dan jenis usaha Anda.
3. Perhatikan tempat dan buat semenarik mungkin. Jika perlu renovasi, tekan biayanya. Soal modal jaket motor, sesuai dengan prinsip orang Tionghoa, jangan ragu memulai dari 'nol'.
4. Membuka toko berarti harus cerdik menentukan barang yang paling cepat laku dari jenis usaha Anda misalnya jaket motor, karena nanti modal akan banyak tersedot untuk pengadaan barang yang paling cepat laku tersebut.
5. Jika dana terbatas untuk modal pengadaan barang, bisa juga meminjam barang saudara atau rekanan yang mau dititipkan. "Atau konsinyasi dari pemasok 'beli kalau laku", atau dengan membuat gudang bersama," ujar Istijanto.
6. Saat pembukaan toko cth toko jaket motor, jangan lupa mengundang sanak saudara atau relasi.
7. Hati-hati dalam mencari relasi bisnis cth bisnis jaket motor. Carilah relasi yang dapat dipercaya. Orang Tionghoa lebih sering memakai hubungan keluarga. "Jangan mudah percaya pada orang," tandas Istijanto.
8. Perhatikan kualitas barang-barang yang diperoleh dari relasi cth jaket motor, jangan langsung senang memperoleh barang murah dan selalu ingat bernegosiasilah dengan pemasok soal harga. Akan lebih baik Anda membangun jejaring dengan toko-toko lain, sehingga mengetahui informasi-informasi penting bagi usaha Anda atau memiliki cukup pasokan barang dengan gudang bersama.
Komitmen Pemilik
9. Sejak awal, pemilik harusnya mulai berkomitmen untuk memperhatikan penuh usahanya ini. Dalam kebiasaan Tionghoa, pemilik harus ada di toko itu. Pemilik harus disiplin berada di tokonya setiap hari.
10. Dalam bergaul dengan karyawan dan pembeli jangan menempatkan diri sebagai bos. "Justru pemilik harus terjun langsung melayani pembeli. Karena pembeli paling suka bertemu langsung dengan pemilik," ujar Istijanto. Dengan berada di toko, pemilik berarti mengusahakan secara eksternal membangun kepercayaan pembeli dan secara internal mengontrol langsung karyawannya




Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar