Senin, 18 Januari 2010

Tips Memilih Klinik Kecantikan



Tren belakangan ini memperlihatkan, semakin banyak orang lebih suka pergi ke tempat Klinik Perawatan kecantikan yang sifatnya tidak terlalu medis. Hasil survei oleh American Society for Dermatologic Surgery beberapa tahun menyoroti peningkatan 41 persen jumlah yang mendapat perawatan dari para non-spesialis kulit.

"Memang, mereka yang non-spesialis mendapat pelatihan singkat agar bisa mengaplikasikan alat perawatan kecantikan. Hanya saja, pelatihan itu bukan diberikan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit (Perdoski), melainkan produsen atau penjual alat. Alhasil, mereka hanya tahu cara memakai alat. Namun pengetahuannya tentang kulit hanya superfisial dan hanya fokus pada masalah kecantikan kulit wajah. Padahal banyak penyakit kulit lain yang bisa menyebabkan problem di wajah," imbuh dr. Grace NS Wardhana, Sp.KK, dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta. Jadi, pastikan dulu tingkat keamanan tempat atau Klinik Perawatan kecantikan yang akan kita kunjungi dan pertimbangkan beberapa aspek berikut:

1. Kecakapan Tenaga Ahli
Memilih Klinik Kecantikan yang dipimpin dokter spesialis kulit adalah tindakan tepat. Tapi, itu belum cukup. Kita juga perlu yakin bahwa dikter itu selalu ada di klinik setiap kali dilakukan prosedur perawatan. Ini penting, mengingat para ahli setingkat spesialis kulit harus mendapatkan pelatihan tambahan dalam melakukan perawatan kecantikan seperti botox, terapi laser, bedah pisau, dan prosedur kosmetik medis lainnya. Caranya, coba periksa apakah akreditasi Spesialis Kulit dan Kecantikan tercantum di papan nama klinik. Selain itu, tanyakan langsung kepada dokter yang akan memberikan perawatan tentang sertifikasinya. Atau, mintalah rekomendasi dari pasien yang pernah menjadi kliennya.

2. Besaran Tarif
Jenis perawatannya sama, kliniknya juga sejenis. Tapi, kenapa tarifnya bisa lebih murah? Rendahnya tarif bisa berkaitan dengan terapis yang tidak memiliki keahlian dan pengalaman cukup. Selain itu, kualitas perlatan ikut menentukan tarif. Yang bisa memberikan jaminan keamanan adalah peralatan yang sudah mengantungi cap lolos uji klinis internasional FDA (Food and Drug Administration). Tanyakan, apakah peralatan yang digunakan sudah berlevel medis. Untuk itu, taka ada salahnya melakukan sebuah riset kecil dengan bertanya langsung ke klinik atau dokter. Setelahnya, dapatkan informasi siapa yang melakukan perawatan. Sebisa mungkin, hindari dokter yang menyerahkan tugas ini pada perawat atau asistennya.

3. Sesuai Prosedur
Setiap tindakan yang akan diambil, seorang spesialis kulit wajib melakukan pemeriksaan riwayat medis dan kondisi pasien secara umum dan menyeluruh. Kita juga perlu paham bahwa dalam setiap tindakan harus ada surat persetujuan medis yang ditandatangani oleh dokter dan pasien. Pastikan dokter spesialis kulit memeriksa kondisi fisik dan kesehatan kita terlebih dulu. Juga membuat persetujuan medis. Selain itu, sebagai pasien yang baik, jangan pasrah saat diberikan obat. Tak ada salahnya memeriksa sertifikasi dari BPOM. Untuk obat berupa krim racikan dokter, dr. Grace menyarankan kita bertanya seputar kandungan, efek samping, dan waktu pemakaian.

4. Kondisi Klinik
Kebersihan dan suasana klinik juga tak boleh kita lewatkan. Sebab, ini mencerminkan profesionalitas pelayanan. Perhatikan sekecil-kecilnya, hingga masalah seperti apakah ada debu pada sofa tamu, atau apakah dokter atau perawat memakai sarung tangan saat menangani pasien.

female.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar