Senin, 12 Oktober 2009

Balet Melatih Kedisiplinan

Kursus seni menari indah seperti balet banyak digemari anak perempuan di perkotaan. Tak hanya menjaga tubuh tetap ramping, balet juga melatih anak berdisiplin dan lebih percaya diri.

Kendati berasal dari Prancis, balet cukup populer dan banyak diminati di Indonesia, terutama wanita. Ini terlihat dari banyaknya sekolah dan tempat kursus yang menawarkan pendidikan balet mulai usia dini hingga kelas dewasa.


Menurut maestro balet Indonesia, Farida Oetoyo,menari sangat bagus untuk tubuh, jiwa, dan pikiran. Menari balet sangat berguna untuk mengembangkan koordinasi tubuh dan pikiran, membentuk postur tubuh yang baik, melatih kecepatan berpikir, dan membangun kepercayaan diri, memperkuat daya tahan tubuh, terutama anak-anak yang lemah secara fisik. Melalui balet, anak-anak belajar mengembangkan sense tentang gerakan tari, ritme, dan apresiasi terhadap musik. Farida mengungkapkan, dalam balet terkandung nilai-nilai, bukan sekadar menari.


"Anak-anak bisa belajar banyak dari balet. Dalam belajar termasuk
les ballet, pelajaran pertamanya adalah disiplin. Agar anak berdisiplin, kami para guru harus memberi pengertian. Misalnya di kelas pada saat latihan tidak boleh ngobrol karena waktunya juga terbatas," kata wanita yang sudah menggeluti dunia balet sejak 40 tahun silam.


Kecintaan Farida terhadap dunia balet dibuktikan dengan didirikannya kursus balet Sumber Cipta yang sudah berusia lebih dari 20 tahun.


Menurut dia, mengajarkan balet kepada anak harus disesuaikan dengan tingkatan usia anak. Teknik dan gerakannya pun agak berbeda dengan balet dewasa.


"Untuk pertama kali, anak lebih banyak belajar menari, belajar tentang dirinya, badannya, ruangannya, dan hubungan dengan temannya. Selain itu, kita tidak bisa memaksa anak langsung belajar gerakan balet karena kalau belum siap bisa mencederakan tulang-tulangnya," paparnya.


Susi Mariyah, seorang instruktur
les ballet anak, menegaskan pentingnya memahami kesukaan murid-murid ciliknya agar tetap semangat berlatih. "Hal yang utama adalah membuat mereka senang di kelas dulu, caranya kita lihat dulu kesukaan anak-anak itu apa. Anak-anak biasanya lebih suka bergerak ke sana-kemari, berputar-putar, atau mengangkat kaki bergantian satu per satu dengan cepat. Mereka juga belajar ritme sambil mendengarkan musik untuk menyamakan gerak kaki, pergerakan, dan arah-arahnya. Lagu yang dipilih juga kebanyakan sudah mereka kenal, seperti twinkle-twinkle, doremi, atau lagu-lagu Ibu Kasur. Hal senada dikemukakan Direktur Artistik Marlupi Dance Academy Fifi Sijangga.


Menurut dia, guru balet anak harus pandai berimajinasi karena anak kecil belum bisa memahami teknik-teknik balet yang terlalu tinggi. Dalam hal gerakan juga dipilih yang masih dasar dan mudah. Sebagai contoh,untuk kelas prasekolah mulai usia 2,5 tahun, lebih banyak berlatih untuk mendengarkan musik dan koordinasi tubuh. Mereka juga mulai belajar jinjit dan pengetahuan tentang level-level gerakan seperti menekuk, jinjit, dan lompat.


"Hal ini dilakukan step by step, tapi sambil bermain dan memperbanyak imajinasi. Misalkan ceritanya pergi ke hutan, terus nanti di hutan mengambil bunga sambil jinjit," tutur alumnus sekolah balet The Royal Academy of Dance, London.


"Agar anak bersemangat,harus ditanamkan dulu kesenangan terhadap balet. Kita tidak bisa memaksa mereka karena balet itu motivasinya dari dalam diri anaksendiri, kalau tidak ada motivasi, mana mungkin bisa menjalaninya dengan serius," tandasnya.


http://lifestyle.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar