Rabu, 23 Desember 2009

Industri Pertambangan, Serap Banyak Tenaga Kerja


Bagi daerah-daerah baru, sektor Industri Pertambangan memberi angin segar. Di tengah sulitnya membuka lapangan pekerjaan, sektor ini bisa menjadi jawabannya.

Jika muncul kesan bahwa kegiatan industri tambang lebih sering merusak lingkungan dan mencakup wilayah yang lumayan luas sehingga mengganggu peruntukkan lahan lainnya, pandangan ini tidak seluruhnya benar. Karena secara teknis dampak tersebut tentunya bisa diminimalkan. Apalagi mengingat selama ini sektor industri pertambangan terbukti memberikan sumbangan signifikan terhadap perekonomian Indonesia, maka kehadirannya menjadi penting.

Di antara sektor-sektor yang lain, industri pertambangan terbukti telah memberikan sumbangsih besar dalam mengembangkan daerah-daerah terpencil, membangkitkan geliat perekonomian masyarakat, dan membawa kemajuan yang signifikan pada wilayah yang sebelumnya tak tersentuh. Perusahaan tambang seringkali menjadi pemberi kerja tunggal di beberapa daerah terpencil, belum lagi multiplier effect yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan.

Sumbangsih tersebut terasa makin nyata tatkala otonomi daerah berlangsung sejak 1999 silam. Ratusan daerah miskin bangkit menjadi sentra kegiatan ekonomi yang maju, seiring berlangsungnya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam pertambangan. Bukan hanya dalam bentuk penyerapan pegawai, industri pertambangan juga membawa kemajuan pendidikan, kesehatan, dan teknologi, yang berujung pada kemakmuran. Sejumlah yayasan sosial juga bermunculan dan tumbuh membangkitkan kesejahteraan.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia beberapa waktu lalu mengenai dampak ekonomi dari operasi tiga tambang besar yakni PT Inco, Kaltim Prima Coal, dan Fre-eport, menunjukkan secara gamblang multiplier effect yang ditimbulkan. Tercatat aktivitas tiga perusahaan tersebut telah membuka kesempatan kerja langsung masing-masing 39,1 kali (Inco), 12 kali (Kaltim Prima Coal), dan 31,6 kali (Fre-eport). Di tengah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, sektor industri pertambangan tentunya ibarat mentransfusikan "darah segar" bagi daerah-daerah baru.

Dampak terukur lainnya terhadap perekonomian ditunjukkan lewat pajak dan pendapatan lainnya yang diterima pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, juga dividen yang diterima pemegang saham Indonesia dan bunga yang diterima oleh bank-bank Indonesia.

Belum lagi, bagi beberapa provinsi di Indonesia, industri pertambangan merupakan komponen besar Product Domestic Regional Bruto (PDRB). Kontribusi lainnya, dalam lima tahun terakhir, tercatat 65 perusahaan pertambangan di Indonesia telah mengeluarkan lebih dari Rp 4,7 triliun untuk berbagai aktivitas yang terkait dengan kepentingan umum.

Dengan demikian, ketika industri pertambangan membaik maka masyarakat di sekitarnya juga ikut menikmati dan daerah yang bersangkutan berangsur menjadi makmur. Tak cuma itu, Industri Pertambangan juga bisa menjawab persoalan keterbatasan energi yang kini sedang kita hadapi, salah satunya masalahenergi listrik. Dan energi panas bumi (geotermal) yang kini hangat diperbincangkan, merupakan satu sektor pertambangan yang potensial yang dimiliki beberapa daerah di negeri ini. Untuk mengembangkannya, sejauhmana kesiapan kita?

bataviase.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar