Rabu, 23 Desember 2009

Pendidikan Bisnis: Pendidikan Seputar Bisnis


Bisnis pendidikan adalah bisnis yang bergerak di industri pendidikan.

Sedangkan Pendidikan Bisnis biasa diartikan sebagai pendidikan yang menyampaikan materi-materi seputar bisnis.

Pendidikan bisnis bisa juga diartikan pendidikan yang bersifat bisnis. Lebih tegasnya lagi, yang dimaksud pendidikan di sini adalah jasa yang dihasilkan oleh produsen.

Alih-alih membahas bisnis di dunia pendidikan, lebih baik bahas produk-pendidikan yang dihasilkan dalam konteks bisnis.

Harga mahal untuk produk pendidikan karena memenuhi permintaan konsumen yang menjadi target market pebisnis pendidikan.

Tidak baik mengeluhi mahalnya harga jasa pendidikan yang dijual oleh badan usaha (yang bergerak di bidang pendidikan). Mereka hanya memenuhi permintaan konsumen pada segmen pasar mereka. Setiap badan usaha pendidikan pasti telah mempertimbangkan faktor harga jual yang dapat diterima oleh pangsa pasarnya.

Produk dari Pendidikan Bisnis mereka adalah “jasa pendidikan“. Selama masih ada konsumen yang bersedia membayar lebih mahal untuk produk tersebut, mereka akan terus menaikkan harga jual.

Bila anda termasuk orang-yang-tidak-mau membayar jasa mereka, maka seharusnya tahu diri dengan mengkonsumsi produk pendidikan lain yang lebih murah atau malah tidak-membayar. Analoginya: jangan protes karena harga nasi-goreng yang dijual di McD (Mak Deh) lebih mahal daripada warteg (warung-tega, tanpa eL).

Para calon konsumen yang mau pasti juga punya cara untuk meng-evaluasi apakah harga sepadan dengan jasa yang ditawarkan. Di Indonesia, salah satu tolok ukur dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN – PT). Sayangnya, BAN ini tidak menampilkan “biaya studi” sebagai bahan pembanding.

Seperti perusahaan dalam industri lain, badan usaha juga memiliki tanggungjawab sosial (corporate social responsibilities). Dan, tanggungjawab sosial bukan berarti sekedar bagi-bagi rejeki. Selalu ada “udang di balik batu“. Ini juga wajar! Siapa mau rugi? Eits, jangan mengutuk dulu. Bila ada sejumlah pilihan berbuat baik ada yang memberi keuntungan lain, mengapa tidak kerjakan yang menguntungkan terlebih dahulu? Dalam istilah orang agama-is berbunyi: beramal secara cerdas.

Salah satu cara “beramal cerdas” adalah dengan memberi beasiswa. Masyarakat lingkungan (social) ***ntungkan karena ada kesempatan bagi beberapa orang pintar yang-tidak-berdaya-beli.

gatut.edublogs.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar