Kamis, 24 Desember 2009

Minat Warga Belanda terhadap Pijat Tradisional

Pegel...pijat..yuk, itu sering terdengar di Indonesia. Bagaimana dengan di Belanda?. Ternyata panti pijat tradisional Indonesia, di Belanda tidak kekurangan peminat.

Banyak warga Indonesia yang menjadi tukang pijat tak resmi di negeri kincir angin. Namun ada satu warga Indonesia Evita Kranenburg yang mendirikan usaha panti pijat Segar Bugar.


Namanya Segar Bugar, Evita Kranenburg yang bersuamikan pria Belanda itu mendirikan panti pijat bukan untuk kesegaran dan kebugaran. Panti
pijat tradisional menerima pasien dengan keluhan tertentu. Berguru dengan seorang ahli pijat di Indonesia menjadikan Evita cukup percaya diri untuk membuka usahanya tersebut.


Berbekal dengan pengetahuan dari ahli pijat itulah Evita akhirnya mampu melayani pelanggannya yang kebanyakan datang dengan berbagai keluhan.


Evita: Keluhannya kadang beroknya turun, terus kadang lehernya ga bisa digerakkan, ada yang tangannya benar-benar tidak bisa digerakkan, sakit. Ada juga yang bahunya turun sebelah ***u lo. Tapi kebanyakan klanten saya (pelanggan--red) yang bilang mereka bisa sembuh.


Kebanyakan pelanggannya adalah warga Belanda, dan Suriname. Warga Indonesia jarang ada yang berobat ke tempatnya. Evita tidak tahu alasannya. Padahal minyak yang dipakai adalah ramuan tradisional yang dibuatnya sendiri.


Sekali berobat ke panti pijat Segar Bugar ditarik bayaran sekitar 35 euro untuk pijat selama satu jam. Kebanyakan dari pasiennya memerlukan tiga kali kunjungan supaya benar-benar sembuh. Usahanya ini termasuk langka di Belanda. Karena masyarakat Belanda sendiri biasanya berobat ke ahli fisioterapi. Namun panti pijatnya tetap memiliki peminat.


Evita: Kalau anjuran dokter mereka memang ke fisioterapi. Tapi rata-rata klanten saya (pelanggan-red), mengatakan kepada saya bahwa mereka sudah mencoba berobat kemana-mana tapi ga ada hasilnya. Nah ada juga yang campur, maksudnya ke fisioterapi dan ke saya. Kalau ke fisioterapi kan hanya dipijit paling hanya sepuluh hingga 15 menit. Nah kadang-kadang mereka bicara dengan fisioterapinya boleh ga saya ke sini? Jadi mereka juga terbuka sama fisioterapi mereka.


Pelanggan yang datang selalu dipijat dengan menggunakan minyak tradisional. Itu dibuatnya dari campuran jahe, sereh dan pala. Semua bahan dihancurkan dan digodok sampai selama empat hari dan kemudian disaring. Pelanggan yang datang rata-rata setiap harinya ada tiga orang. Itu sengaja dibatasi Evita untuk menghemat tenaga.


Sangking banyaknya pelanggan, Evita Kranenburg tidak perlu membuat reklame lagi. Padahal itu yang gencar dilakukanya ketika perusahaannya berdiri sekitar dua tahun yang lalu. Kendati demikian menurut pengakuan salah seorang pelanggannya, Rick Schuwer ia kini terbebas dari penyakit yang dideritanya.


Menurut pengakuan Rick Schuwer, terapi yang dijalaninya itu ternyata membuahkan hasil. Setelah bebeberapa kali datang ia terbebas dari gangguan bahu yang lama dialaminya.


Schuwer: Di awal-awal secara teratur saya datang ke situ (Segar Bugar-red). Nah setelah tiga atau empat kali kedatangan sakit di bahu saya berangsur hilang. Dan setelahnya pengobatan lanjutnya menjadi setiap satu bulan satu kali. Itu benar-benar manjur buat saya. Seluruh gangguan hilang.


Biasanya untuk mendirikan sebuah panti pijit apalagi dengan embel-embel mengobati penyakit diperlukan diploma khusus di Belanda. Namun lain dengan yang dialami Evita Kranenburg. Ketika mendaftarkan perusahaannya itu di kamar dagang Belanda, ia dengan mudah mendapatkan izin. Apakah itu suatu kebetulan belaka?


Evita: Saya juga heran kok bisa gampang begini. Waktu ke kamar dagang, ga ditanya macem-macem, izin saya itu bisa keluar. Saya bisa buka praktek. Saya juga heran. Teman-teman bilang kok bisa gampang. Padahal kan itu seharusnya harus memakai diploma. Saya juga ga tau. Pokoknya prosesnya tidak susah.


www.rnw.nl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar