Sebagai antisipasinya, perusahaan jasa kiriman ekspres ini fokus mengoptimalkan loyal customer sebagai andalannya agar bisa bersaing. Dan beberapa perusahaan mulai merancang same day delivery, karena banyak pelanggan yang ingin kirimannya cepat sampai.
Kepala Cabang Priority Cargo Package (PCP)
"Komposisi antara korporasi dan ritel 70:30," katanya saat dihubungi beritajatim.com.
Paket kiriman korporasi yang dikirima PCP bervariasi mulai dari barang dan dokumen. Sedangkan untuk harganya tergantung dari rute yang dituju. Contohnya, untuk kiriman ke
Diakui Susilo Pranata dengan fokus ke loyal customer pihaknya tidak khawatir lagi kehilangan customer pasca maraknya jasa kiriman ekpres ilegal dan banyaknya perusahaan asing yang membidik sektor ini.
"Saya yakin porsi kami masih ada kendati marginnya sedikit menurun," ujarnya.
Ia menambahkan, di tahun 2010 pihaknya tetap optimistis jasa kiriman ekspres menengah masih bisa eksis asal mengkedepankan efisiensi dan pintar mencari provider maskapai penerbangan. Kalau bisa same day delivery, kenapa tidak?
"Kami masih bisa eksis karena mencari harga maskapai penerbangan yang murah meski dengan kondisi paket kirimannya agak lama," tambahnya.
Sementara itu, Fani selaku penanggungjawab Garuda Ekspres Develery (GED) perusahaan jasa kiriman ekspres menengah menuturkan, pihaknya juga fokus membidik segmen korporasi dibanding ritel.
"Kamih sih lebih mengandalkan kepercayaan konsumen agar bisa bersaing," tuturnya.
Untuk harganya, GED mematok per kilo Rp 12.500 tujuan Jakarta dan Rp 25 ribu per kilo ke Makasar dan Rp 57,7 ribu per kilo ke Jayapura. "Saya yakin harga ini masih terjangkau di tengah-tengah maraknya jasa kiriman ekspres ilegal," ungkapnya.
www.beritajatim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar