Beberapa tahun yang lalu, kesan glamour dan anggun gaun pengantin banyak ditampilkan lewat hiasan kristal, bordir, lace serta penggunaan banyak bahan untuk menghasilkan gaun yang panjang menjuntai ke belakang.
Kini, aksen bling-bling nan berkilau mulai ditinggalkan, diganti permainan detail bahan seperti pleats, origami, drapery, serta aplikasi patchwork. Minimalis, simple namun anggun menjadi pilihan untuk tampil lebih modern dan dinamis, tanpa mengurangi kemewahan dan kesakralan dari pernikahan itu sendiri.
"Sebagian klien Saya menginginkan gaun pengantin yang sederhana, minimalis namun tetap terlihat sakral. Beberapa di antaranya minta dibuatkan gaun pendek, jadi Saya terinspirasi juga menghadirkan tren gaun pengantin pendek untuk koleksi rancangan tahun ini," ungkap Chenny Han, saat ditemui Vibizlife usai peragaan busana 'For Ever Love' di acara Grand Wedding Expo, Jakarta Convention Center, belum lama ini.
Gaun pengantin pendek, dinilai Chenny bisa tetap terlihat anggun dan tidak mengurangi kesakralan upacara pernikahan jika dibalut dengan warna putih, dan dipadukan dengan stoking berwarna senada. Namun, Chenny menyarankan, busana pengantin mini lebih cocok dikenakan untuk acara pernikahan yang bersifat santai, misalnya pesta dengan konsep kebun, taman atau pool.
"Tapi tidak tertutup kemungkinan jika ingin mengenakannya di gereja, atau gedung," tambahnya.
"Busana pengantin mini, sengaja Saya hadirkan sebagai alternatif supaya tidak bosan. Selama ini
Chenny juga mengatakan, meskipun tren busana pengantin telah banyak berkembang menjadi lebih minimalis, palet warna putih masih menjadi favorit untuk berbusana pengantin. putih mutiara, off white atau champagne menjadi warna yang paling banyak diminati.
"Masyarakat masih menganggap putih itu sebagai lambang kesucian dan keromantisan sebuah pernikahan. Tapi style nya saja yang sudah berubah. Bukan lagi gaun yang panjang, banyak kristal dan terlalu heboh," tutur Chenny.
vibizlife.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar