Selasa, 04 Mei 2010

Parkir Bertingkat Solusi Terbaik di Jakarta

Membuat lahan parkir di sebuah gedung bertingkat tinggi banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai efisiensi di tengah lahan yang serba sempit hingga tingkat keamanannya.

Lahan parkir akan menjadi masalah besar bagi wilayah Ibu Kota seperti Jakarta. Terbatasnya lahan, meningkatnya jumlah kendaraan, area semakin berjubel dengan gedung dan pemukiman, sehingga sulit untuk mencari lahan parkir yang aman.

Bahkan beberapa kasus kecelakaan yang terjadi di lahan parkir memang cukup menyita perhatian. Bagaimana seharusnya membangun lahan parkir di Jakarta?

Ketua Umum Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI) DKI Jakarta, Bagus Tatang Dewantoro menyatakan, untuk wilayah DKI Jakarta cocoknya menggunakan lahan parkir bertingkat.

"Di Jakarta cocoknya itu ya lahan parkir bertingkat. Karena terbatasnya lahan dan tingkat keamanannya,"

Meski demikian, Bagus menegaskan bahwa desain lahan parkir memang krusial, namun lebih krusial adalah konstruksi bangunannya. Jadi berbagai macam desain, baik lahan parkir bertingkat, basement atau lainnya tidak akan menemui masalah apabila konstruksi desain bangunannya sesuai standar dan kriteria.

Misalnya untuk membuat parkir bertingkat di sebuah gedung, maka harus dipertimbangkan kekuatan dari tembok penghalangnya. Bisa diikat dengan besi dengan jarak 0,5-1 meter ada satu besi agar tembok tersebut menjadi kuat menghadapi benturan. Bukan sekedar tembok batu bata.

"Tembok penghalang menjadi rentan apabila pengikatnya tidak terlalu kuat," ujarnya.

Bagaimana lahan parkir yang ideal untuk Jakarta? Menurut Bagus, lahan parkir bertingkat sangat cocok untuk Jakarta. Sempitnya lahan, bertambahnya jumlah kendaraan, dan mahalnya harga lahan membuat parkir bertingkat paling rasional untuk dipilih.

Dengan adanya mainstream baru green architecture, menurut Nugroho, kedepannya lahan parkir bertingkatlah yang akan semakin dikembangkan.
Yakni lahan parkir yang lebih hemat energi. Sebab kalau lahan parkir ke bawah, yakni di basement membutuhkan energi cukup besar baik untuk pencahayaan maupun sirkulasi udara. Selain itu dengan mengadopsi model parkir yang diberlakukan di Minneapolis AS tersebut, pengendara mobil akan memarkirkan mobilnya di gedung parkir yang sewanya sesuai dengan kantongnya. Sebab semakin mendekati pusat kota, biaya parkir semakin mahal. Sehingga mengurangi polusi akibat berjubelnya mobil pribadi.

"Namun ini harus ditunjang dengan sistem transportasi publik yang mapan. Sebab biasanya ke tempat tujuan setelah memarkirkan mobilnya, kemudian mereka naik bus untuk bisa mencapai sky way menuju tempatnya bekerja," paparnya.

 
http://news.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar