Selasa, 08 Desember 2009

Bisnis Aksesoris Sepeda yang Menjanjikan

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, jumlah pengguna sepeda baik untuk bekerja atau untuk sekedar hobi naik tajam. Hal ini memicu peluang baru dalam bisnis aksesoris sepeda yang selama ini tak terlalu berkibar.

Naiknya pengguna sepeda terlihat secara nyata saat akhir pekan tiba di sekitar bundaran HI atau di sekitar Monas. Di hari-hari tersebut, banyak kegiatan kumpul bareng anggota komunitas bersepeda berkumpul di kedua tempat tersebut untuk sekedar kopi darat.

Misalkan saja, komunitas Onthel Batavia atau Koba yang rajin menyambangi bundaran HI saban hari minggu tiba. Setiap kali kopi darat, tak lupa beberapa anggotanya memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan aksesoris.

Misalkan saja pengalaman Yudi Sulistyo, salah satu anggota Koba. Sejak setahun silam, Yudi menjadi penjaja aksesoris sepeda onthel dan sepeda low rider. “Kami sebut usaha ini Sektor Dua Kemayoran,” ujar Yudi.

Menurut Yudi, usaha ini lumayan hasilnya. Lantaran jumlah penyuka sepeda onthel di Jabodetabek bisa mencapai seribu lebih. Sementara komunitas low rider juga banyak. “Di bundaran HI, kalau ngumpul sekitar 100 orang,” lanjutnya.

Setiap minggunya, Yudi mampu meraih omzet penjualan sampai Rp 500.000. Padahal dagangannya hanya dijajakan secara kakilima saat acara kumpul-kumpul anggota Koba berlangsung.

“Untuk sparepartnya, saya berburu sampai ke Jogjakarta, Semarang bahkan sampai ke Jawa Timur,” ujanya. Bahkan, beberapa aksesoris lampu didapatnya dari luar negeri. Sehingga harganya sampai jutaan rupiah per unit. Namun, barang tersebut hanya untuk kolektor item sehingga jarang terjual.

Untuk sepeda low rider, untuk sadel bisa dibuat berdasarkan pesanan. Harganya sekitar rp 2 juta sampai Rp 3 juta tergantung ebsarannya. Sementara untuk lampu, harganya Rp 35.000. Porok depan low rider sendiri mulai Rp 350.000.

Sementara untuk onthel, harga lampu biasa hanya Rp 200.000. Untuk tas sadel Rp 70.000 dan aksesoris tas roda Rp 50.000. “Dari harga-harga yang saya jual, paling saya ambil margin 20% saja,” tukas Yudi.

http://weekend.kontan.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar