Kamis, 03 Desember 2009

Menyulap Panti Asuhan jadi Mandiri



DULU Panti Asuhan Kumuda Putra Putri kurang diperhitungkan masyarakat, khususnya yang kurang mampu baik di bidang sosial maupun ekonomi. Namun kini berkembang pesat, bahkan menyandang predikat sebagai salah satu panti asuhan percontohan. Itulah Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang berlokasi di Jl Alibasyah Sentot Prawirodirjo 940 Magelang.

Menurut penuturan pimpinannya, Sumardjo SSos, perkembangan panti asuhan anak-anak ini cukup menggembirakan. Dulu, para orang tua banyak yang beranggapan bahwa panti merupakan penampungan bagi anak-anak nakal, buangan, kumuh, dan meyedihkan. Karena itu, mereka enggan memasukkan anaknya ke panti asuhan tersebut. ''Namun sekarang kondisinya berubah, banyak anak yang datang ke sini harus pulang dengan menangis karena gagal tertampung,'' kata Sumardjo.

Keadaan berbalik itu terjadi berkat usaha dia sejak menangani panti tersebut dua tahun lalu. Dia menjelaskan, dia tak henti-hentinya turun ke bawah untuk melakukan sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat tentang eksistensi Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang dipimpinnya. Ketika para tokoh dan anggota masyarakat melihat sendiri keberadaan panti, mereka kebanyakan terkesima sekaligus menepis anggapan buruk tentang tempat penampungan anak-anak itu. Suasana panti yang bersih, nyaman, dan lengkap dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana membuat anak-anak betah tinggal di tempat tersebut.

''Kami memberikan pelayanan yang prima, santun, dan berdedikasi kepada anak-anak di sini,'' tutur Sumardjo tentang usahanya mengelola panti asuhan milik Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Jateng pimpinan Drs Soewoko SH itu.

Prestasi Bagus

Dia menjelaskan, panti yang dipimpinnya tersebut dihuni oleh 140 anak, terdiri atas 64 anak laki-laki dan 76 anak perempuan yang rata-rata berusia 7 -18 tahun. Dengan digerakkan oleh 9 PNS dan 7 pegawai harian lepas, mestinya panti ini belum ideal karena kurangnya tenaga profesional di bidang kesejahteraan sosial. Meski demikian, dia bangga karena selama dia memimpin anak-anak, hampir semuanya memiliki prestasi luar biasa di sekolah masing-masing. Di atas 80% anak-anak asuhannya menduduki peringkat 1-10, bahkan seorang di antaranya saat ini menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Purwokerto.

Selain menempuh pendidikan formal, anak-anak yang lulus SLTA juga diberi kursus keterampilan menyetir mobil hingga mendapatkan SIM, sedangkan yang putri diberi kursus kecantikan dan menjahit. Di samping itu memang dikondisikan siap bekerja. Selain itu juga diajarkan cara beternak unggas, ikan, mendekor dengan janur, merangkai bunga, dan sebagainya.

''Masih banyak kegiatan yang kami berikan kepada mereka, dari pramuka hingga membentuk kelompok sinoman yang sering dibutuhkan oleh masyarakat sekitar,'' jelasnya.

Karena kerja keras dan kedisiplinan para pengasuhnya, panti ini memperoleh anggaran dari APBD 2004 sebesar Rp 704 juta untuk merenovasi bangunan yang saat ini masih terus dikerjakan.

''Sayangnya, keasrian panti asuhan ini terganggu oleh tumpukan limbah kotak pemilu selama tiga periode sehingga terkesan kumuh,'' keluh Sumardjo yang mengaku telah menyurati Pemkot Magelang mengenai tumpukan kotak itu. Namun hingga kini belum ada jawaban.

suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar