Kamis, 22 April 2010
Kerajinan Bordir Butuh Inovasi Lebih
Kerajinan Bordir Baju yang menjadi salah satu kerajinan unggulan Tasikmalaya harus dipertahankan dan ditingkatkan dengan memiliki keunikan dan nilai tambah produk. Dengan demikian, diharapkan bordir kembali mendapat tempat di hati masyarakat dan bisa menjadi salah satu warisan budaya dunia seperti halnya batik.
Hal tersebut dikatakan Hj. Netty Heryawan, istri Gubernur Jabar, selaku Pembina Yayasan Bordir Provinsi Jabar ketika bersilaturahmi dengan para pengusaha bordir di perusahaan bordir Sollu Citra Muslim, milik H. Deden Hoerul Bashor, D.H.B. di Jalan Gubernur Sewaka, Tasikmalaya, Senin (19/4).
Lebih jauh Netty menyebutkan, bordir Kota Tasikmalaya menempati peringkat pertama di antara sepuluh kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat, yang juga mempunyai keunggulan bordir. Bahkan, Bordir Baju yang sempat identik dengan baju koko dan mukena kini sudah meluas bahkan ada pakaian tosca yang ditempeli bordir.
"Dan orang tidak berpikir lagi tentang harga untuk produk bordir. Di Belgia, misalnya, harganya mencapai 30 euro. Bukan harga yang murah untuk ukuran tosca," kata Hj. Netty .
Butuh inovasi
Sementara itu, Ketua Yaya-san Bordir Provinsi Jawa Barat, Hj. Rosi Januar P. Ruswita mengatakan, potensi pasar bordir dalam negeri ataupun luar negeri saat ini masih luas. Namun, dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, dibutuhkan inovasi produk bordir dan pemasaran yang lebih kreatif.
"Keprihatinan makin menyusutnya jumlah perajin bordir, mengharuskan adanya kaderisasi yang berjalan berkesinambungan. Hal ini agar keseimbangan kebutuhan tenaga perajin terjaga," kata Hj. Rosi.
Kondisi seperti itulah, menurut Hj. Rosi, yang menggugah istri gubernur, Hj. Netty Heryawan mendirikan Yayasan Bordir Jawa Barat. "Saya pribadi sebagai orang Tasikmalaya dan mempunyai garis keturunan pengusaha bordir dan tentunya para pengusaha bordir lainnya bangga dan berterima kasih kepada beliau. Sebagai istri Gubernur Jawa Barat, dengan segala kesibukannya, masih mempunyai rasa memiliki, serta ikut bertanggung jawab atas kelangsungan keberadaan bordir, yang merupakan salah satu ikon Kabupaten dan Kota Tasikmalaya," katanya.
Pada kegiatan yang dilanjutkan dengan peninjauan ke beberapa sentra bordir, tampak hadir dan memberikan sambutan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Industri dan Perdagangan (KUMKM dan Indag) Kota Tasikmalaya, Tantan Rustandi, Direktur Pikiran Rakyat H. Januar P. Ruswita, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar Ferry Sofwan, dan Kadis KUMKM Jabar Wawan Hernawan.
ahmadheryawan.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar