Kamis, 25 November 2010

Tren Busana Muslim 2011dengan Kain Etnik Tradisional



Foto: Rudi Sulistya

EKSPLORASI kain etnik dari berbagai daerah mendominasi karya busana muslim. Perkawinan etnik-modern masih menjadi primadona fesyen di tahun mendatang.

Semangat berkarya dan bereksplorasi tanpa batas dengan beragam inspirasi berpadu menjadi koleksi apik. Kali ini, beberapa desainer Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengangkat keindahan kain tenun pada pergelaran tren model baju muslim terbaru 2011.

Beberapa kain etnik yg ditampilkan, seperti kain tenun Tarutung dari Sumatra Utara, tenun ikat dari NTT, kain ATBM polos, serta songket polos dengan motif khas Palembang. Permainan motif etnik juga diangkat, seperti motif guci China, kompas, dan bola dunia.

“Saya pilih tenun NTT bukan karena kain yg lain jelek. Saya sudah lihat dari Sabang sampai Merauke, kain ini cocok dengan yg saya suka; nuansa etnik, warna tanah, tenunnya beda,“ kata Ida Royani usai pergelaran model baju muslim terbaru Fashion Tendance 2011 ”Intertwine” di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (22/11/2010).

“Saya sudah coba pakai lace sejak 25 tahun lalu, renda sejak 15 tahun lalu, dan batik sejak puluhan tahun lalu, saya sudah bosan. Sekarang lagi cari yg Indonesia. Saya sering show ke luar negeri, mereka cari rancangan yg Indonesia banget,“ imbuh desainer yg sudah berkiprah di dunia mode lebih dari 30 tahun ini.

Warna yg mendominasi, di antaranya pink, abu-abu, cokelat, hijau, putih, cokelat, peach, dan biru di atas bahan sifon sutera, satin silk, lace, silk organdi, dan sebagainya.

Ada pula permainan gradasi warna tanpa permainan motif dan detail, tapi diperkaya aksesori dari kayu seperti yg ditampilkan Dian Pelangi. Hasilnya, muncul gaya yg tampil romantis, feminin, edgy, modern, stylish, sekaligus glamor.

“Saya angkat motif garis untuk 2011 yg saya ambil dari lurik Yogyakarta. Kebetulan, untuk baju muslim, lurik jarang ada yg mengeksplorasi. Mungkin karena materialnya yg berat. Karena itu, saya menggunakan benang tenun yg menghasilkan lurik lebih ringan,“ papar Hannie Hananto kepada okezone pada kesempatan yg sama.

Sementara untuk baju pengantin muslimah, Najua Yanti memamerkan keindahan bunga mawar dan fressia dalam usungan tema “Glowing the Beauty”.

Rangkaian gaun panjang berbahan satin dan tulle memiliki gradasi warna-warna lembut, seperti broken white, baby bronze, baby peach gold, dan baby olive.

Garis rancang simpel menggunakan detail kerut dan aplikasi bordir serta bunga-bunga timbul, payet serta lace menambah kesan romantis pada rancangannya.

Selain Ida Royani, Najua Yanti, Dian Pelangi, dan Hannie Hananto, tampil pula beberapa desainer APPMI, yakni Anne Rufaidah, Fenny Mustafa, dan Nieta Hidayani pada pergelaran baju muslim Fashion Tendance 2011 yg turut didukung MNC group sebagai media partner.

Fashion Tendance 2011 diselenggarakan dua hari, tepatnya 22 dan 23 November 2011. Dengan tema "Intertwine", 20 desainer APPMI yg terlibat menampilkan karya moslem wear, ready to wear, dan evening wear.

Malam ini, pergelaran sekaligus momentum perayaan 17 tahun APPMI yg menampilkan karya 17 perancang APPMI.ftr

lifestyle.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar