Seiring perkembangan zaman dan kemajuan tekhnologi sekarang ini, seni dan budaya yang ada di masyarakat adat Dayak Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), disinyalir diambang kepunahan.
Contohnya seperti kesenian Bahilai, Kesenian Bahilai, adalah tarian khas adat Dayak yang digelar saat mengiringi prosesi menamam padi atau pada masyarakat setempat dikenal dengan istilah Manugal. Bahilai biasanya dibawakan oleh kaum laki-laki Dayak bersama-sama dengan kaum wanita yang bekerja diladang dan huma mereka.
Pada praktiknya, kesenian Bahilai menggunakan media bambu panjang yang pada pangkalnya diruncingkan sedang pada bagian ujungnya dibentuk seperti alat musik Angklung.“Bambu panjang itu berfungsi sebagai tongkat untuk melubangi tanah tempat memasukkan bibit padi. Setiap kali digerakkan, bambu akan mengeluarkan suara dan nada khasNamun kini, di kalangan masyarakat adat Dayak Meratus di HST, kesenian itu nyaris tak lagi dikenal dan tak pernah dipertunjukkan.
Kondisi itu Selain di kalangan masyarakat adat Dayak Meratus, kesenian Bahilai juga dikenal oleh masyarakat adat Dayak Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).Bedanya, pada masyarakat Dayak Loksado kesenian itu tetap terjaga dan masih dimainkan. Bahkan pemerintah daerah setempat pada beberapa kesempatan sering mempertontonkan kesenian itu kepada khalayak.
Seiring dengan itu, tak ada lagi upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya adat Dayak Meratus, sehingga diambang kepunahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar