Selasa, 06 Oktober 2009

Konsumen Harus Jeli Memilih Rumah

Apapun motifnya, sebagai investasi atau memenuhi kebutuhan dasar, perumahan merupakan investasi yang nilainya terus berkembang dari waktu ke waktu. Pasar perumahan tunduk pada keseimbangan penawaran dan permintaan rumah. Sekarang perumahan murah, bisa jadi beberapa tahun kemudian menjadi nilai investasi yang bagus.

Pada saat permintaan pasar menurun dan bunga tinggi di pasar perumahan, pengembang atau produsen perumahan akan menyesuaikan hingga terjadi titik keseimbangan.

Menurut Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara Purwadi, perumahan tidak terlepas dari mekanisme pasar. Sebab, jika permintaan berkurang dan masih ada persediaan perumahan, pengembang akan menawarkan harga diskon untuk meningkatkan penjualan.

Suku bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang meningkat menyebabkan permintaan menurun. Sebagai imbasnya, pengembang akan menurunkan harga rumah (diskon).

Purwadi mengatakan, pada kondisi sekarang ini sebagian besar pengembang menurunkan harga rumah. Hal itu jarang terjadi pada kondisi biasa. "Jadi, calon pembeli harus pintar-pintar memilih di tengah diskon harga. Mana yang paling sesuai, sebagai kebutuhan atau sebagai investasi," tuturnya.

Demikian sebaliknya, kata dia, jika suku bunga turun, para pengembang akan kembali menaikkan harga jual karena permintaan perumahan akan kembali melonjak. "Tidak jauh berbeda sebenarnya. Makanya, lebih baik membeli sekarang," ujar Purwadi.

Purwadi menuturkan, beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah adalah lokasi, perkembangan daerah bersangkutan di masa depan, serta kemampuan si pembeli sendiri. Tidak kalah penting adalah kontraktor bangunan. Kalau perlu lihat maket rumah dan rumah yang sebeanrnya juga. "Investasi perumahan masih menjanjikan, karena nilainya terus berkembang di masa depan," kata dia.

Namun, Purwadi mengakui, turunnya suku bunga bank sentral, tidak akan berpengaruh secara cepat kepada penurunan suku bunga KPR. Sebab, perbankan akan melakukan studi terlebih dulu apakah kebijakan suku bunga bisa berlaku atau tidak.

"Sebelum memutuskan suku bunga diturunkan, perbankan akan memperhatikan cost offered SBI (Sertifikat Bank Indonesia), penurunan jaminan, serta mewaspadai kondisi ekonomi seperti ancaman PHK (pemutusan hubungan kerja)," ujarnya.

vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar