Selasa, 09 Maret 2010

Pioneer Klaim Dominasi Pasar Audio Mobil

Penjualan perangkat audio atau head unit mencapai 2.000 unit per bulan. Dengan capaian itu, Pioneer menguasai 70 – 80 persen pasar ritel audio mobil nasional.

“Rata-rata penjualan kami setiap bulannya di pasar after market mencapai 2.000 unit. Market share kami mencapai 70 – 80 dari total pasar head unit mobil,” klaim Wira Sutedja, General Manager PT Adab Alam Electronic distributor utama Pioneer di Indonesia di sela technical meeting acara kompetisi
audio mobil CAR AV World di Jakarta.


Tipe audio video merek Pioneer yang paling banyak diminati konsumen, kata Wira, adalah DHP 3150. “Penjualan tipe ini mencapai 500 unit per bulan atau sekitar 25 persen dari total penjualan per bulannya,” jelas dia.


Sementara penjualan ke pabrikan otomotif sebagai fitur yang dipasang pada mobil keluaran pabrik (original equipment manufacture), menurut Wira jumlahnya masih kecil. Meski demikian, merek Pioneer dipakai oleh beberapa merek mobil yang banyak diminati konsumen. Diantaranya, Toyota, Honda, Daihatsu dan beberapa merek lain.


“Varian Toyota yang mengguanakn Pioneer antara lain Toyota Avanza 1.3, Toyota Fortuner. Kemudian hampir semua varian Daihatsu,” terang Wira.


Sebelumnya pada awal September lalu Pioneer meluncurkan head unit baru yaitu DEX-P99RS. yang di awal 2009 lalu menyabet penghargaan European in-car high-end component 2009-2010 dari Asosiasi Sound and Imaging Eropa ( EISA ).


Disebutkan, selain bisa memutar lagu dalam berbagai format seperti WMA, MP3, AAC, WAV dan lainnya, piranti audio baru dari Pioneer itu juga memiliki fitur auto time allignment. Melalui fitur ini equalizer bisa disetel secara otomatis sesuai dengan karakteristik akustik mobil. Head unit yang dibalut dengan bahan flexi glass dan aluminium hitam dibanderol US$ 1.450 atau sekitar Rp 14 juta.


Edwin Santosa, pengamat akseoris dan perlengkapan mobil menyebutkan, tingkat persaingan perangkat
audio mobil hanya bisa dilihat di pasar ritel atau after market. “Sebab, di pasar manufaktur atau pabrik, karena pabrik juga menyesuaikannya dengan harga mobil yang akan dijual,” paparnya.


Sedangkan menyinggung pertumbuhan pasar, Edwin menilai pertumbuhan penjualan perangkat hiburan itu relatif kecil. Pasalnya, konsumen lebih suka menggunakan head unit yang sudah dipasang oleh pabrikan di mobilnya.


“Paling segmen pasarnya hanya kalangan pehobi dan anak-anak muda. Konsumen Indonesia sudah merasa nyaman dengan piranti dari pabrik. Kalau dihitung paling pertumbuhan pasar di after market hanya 10-15 persen,” terangnya.


ajufebrian.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar