Jumat, 12 November 2010

Pengaturan Area Parkir Masih Rendah



Untuk Menghindari kemacetan parah, masyarakat Jakarta ramai-ramai beralih menggunakan kreta api. Akan tetapi, moda transportasi ini belum dilengkapi fasilitas memadai, antara lain kurangnya ketersediaan area parkir untuk mobil. Di samping itu, belum semua stsiun bisa dicapai dengan kendaraan umum.

Tren kenaikan pengguna kreta api sesuai dengan data dari PT KA Commuter Jabodetabek (KCJ). KCJ mencatat, pengguna jasa KRL saat ini berkisar 500.000 orang per hari, baik penumpang yang berangkat ke Jakarta maupun yang ke luar Jakarta. Pertumbuhan penumpang ditaksir mencapai 20 persen per tahun. Di Stsiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, yang dilalui KRL ekspres, KRL ekonomi AC, dan KRL ekonomi jurusan Jakarta-Tangerang, kenaikan jumlah penumpang cukup signifikan.

Minim Penataan
Akan tetapi, stsiun-stsiun kreta api di dalam Kota Jakarta dan sekitarnya memang terlihat tidak dirancang untuk memenuhi perubahan sosial ekonomi penggunanya. Kelengkapan fasilitas area parkir, misalnya, rata-rata hanya sebatas tempat untuk menitipkan kendaraan roda dua. Padahal, dengan makin parahnya kemacetan di Jakarta, banyak pengguna kendaraan roda empat yang ingin bisa melanjutkan perjalannya dengan kreta api, tetapi ada jaminan mobilnya bisa tetap aman di tempat parkir.
Sejumlah stsiun layang di Jakarta Pusat, misalnya, jarang dilengkapi dengan area parkir, kecuali di Stsiun Gambir.

Di Stsiun Rawa Buaya, area parkir tempat penitipan kendaraan berupa rumah-rumahan dari bambu. Jika sudah penuh, pintunya dikunci dengan gembok. Dalam sehari, sekitar 20 sepeda motor penumpang kreta api dititipkan di area parkir tersebut. Dari petugas pengatur perjalanan KA Rawa Buaya, Usep Fahruroji, rata-rata penumpang yang menitipkan sepeda motor tinggal di perumahan-perumahan di sekitar Stsiun Rawa Buaya. Untuk area parkir penitipan mobil, tutur Usep, memang tidak ada karena lahannya terbatas dan tidak ada penumpang kreta api yang menitipkan mobil.

Masa Pembangunan
Corporate Secretary KCJ Makmur Syaheran mengatakan, pihaknya bakal merenovasi dua sampai tiga stsiun pada tahun ini dan total 17 stsiun hingga tahun 2011. Total ada 57 stsiun yang berada di bawah pengelolaan KCJ.

Dia berpendapat tidak semua stsiun membutuhkan area parkir. Stsiun Juanda, misalnya, tidak membutuhkan lahan park and ride karena penumpang yang turun atau naik dari stsiun ini umumnya adalh pekerja yang berkantor di sekitar Juanda.
Makmur mengakui ada keterbatasan dana untuk renovasi stsiun. Untuk itu, dia membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga, seperti pengembang yang punya proyek perumahan di sekitar stsiun. Kerja sama itu antara lain bisa diwujudkan dengan penyediaan area parkir.

Sumber: /instran.org
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar